Sabtu, 12 Juli 2014

Menanti Presiden Baru

Setelah pesta demokrasi yang berlangsung pada 9 Juli 2014 lalu, kini kita menanti pemimpin baru itu, patut kita syukuri karena pilpres berlangsung dengan aman. Meskipun sempat panas setelah kedua kubu dihari yang sama saling klaim kemenangan menurut lembaga hitung cepat masing-masing. Seperti yang sudah saya tuliskan di postingan sebelumnya, bahwa perbedaan ini bukan yang pertama kali. Baca : Perbedaan hasil QC bukan pertama kali



Kejadian yg sempat panas, langsung diredam oleh predisen SBY dengan meminta agar kedua kadidat menunggu hasil hitung lembaga resmi penyelenggara pemilu yaitu KPU.
Hingga kini masyarakat masih menanti hasil resmi KPU yang rencananya akan diumumkan pada 22 Juli mendatang. Namun hingga saya menulis tanggal 12 Juli 2014, kondisi di media masa maupun media sosial masih memanas.

Dikabarkan saham perusahaan beberapa media masa sebut saja TV satu milik bos sidoarjo dan MNC and the gank milik HT meredup justru ketika pasar saham positif, hal ini diduga karena campur tangan pemilik media terhadap pemberitaan, bahkan dikabarkan bahwa pimpinan redaksi berita media-media tersebut segera akan mengundurkan diri. Mungkinkah langkah pengunduran diri tersebut karena faktor idealisme atau menyelamatkan muka. Hal ini menyeruak akibat perbedaan hasil hitung cepat pilpres 9 juli lalu. Saya hanya berharap setelah ini, pemilik media tidak menjadikan media sebatas alat kepentingan pribadi (semoga). Jika dilihat dari kejadian tersebut kita patut curiga dengan kadidat nomor 1 telah kalah, tetapi mari kita lanjutkan membaca. Namun jika dipikirkan, media masa lain juga berpihak ke salah satu kadidat bahkan memojokan tapi kenapa pasar tidak merespon, mungkin ada kekuatan besar dibelakang kadidat kadidat yang terus berteriak curang.

Ditengah penantian hasil resmi KPU, beberapa lembaga survey yang memenangkan kadidat nomor 2 justru bersatu, menyatakan bahwa jika hasil hitung cepat mereka tidak sesuai dengan hasil real KPU, telah terjadi kecurangan. Aneh bukan ! Seolah mereka mencurigai hasil KPU. Berteriak curang, bahkan dari sebelum pilpres dilaksanakan, mereka yakin kalau mereka tidak kalah kecuali dicurangi.

Di media sosial juga beredar kabar bahwa hasil real count memenangkan kadidat nomor 1, dan semakin membuat kadidat nomor 2 menyatakan curang karena jelas-jelas lembaga riset mengeluarkan hasil quick qount mereka menang.
Baca :
SVR yakin prabowo hatta menang hasil RC

Lembaga Survei Tuding KPU yang Salah jika Prabowo menang

Harus tertawa atau menangis melihat media dan lembaga riset seperti ini ? Harusnya mereka tidak menyia-nyiakan kepercayaan publik yang begitu besar. Tapi hal terpenting bagi saya, saya ingin mengingatkan, siapapun presiden nya, kita adalah satu, yaitu bangsa Indonesia. Jangan terpecah belah, salam dua jari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar