Minggu, 15 April 2012

SATE LUWES


Sate luwes itulah nama sebuah tempat penjualan sate paling populer dikota Bandarlampung. Pusatnya terletak di jalan kimaja way halim, tepatnya di depan pom bensi way halim. Lokasinya mudah di jangkau, karena dekat dengan pertigaan arah way halim, urip sumoharjo dan jalan teuku umar kedaton. Usaha penjualan sate luwes ini telah berdiri sejak 1983. Awalnya usaha sate ini hanya menjual 1 atau 2 kg perharinya dengan harga Rp.12rb perporsi. Berkat keuletan dan keyakinan, serta jiwa yang pantang menyerah untuk selalu berusaha, usaha yang awalnya kecil dalam waktu 1 tahun, mampu membeli tempat sendiri.
Pemilik usaha sate luwes ini bu yayuk mengaku bahwa dia memang sejak dulu ingin berkerja sendiri dan tidak mau menjadi pekerja untuk orang lain. Pergi dari pulau jawa tepatnya kota solo ke provinsi Lampung bermodalkan tekad untuk membuka usaha sendiri. Saat ini sate luwes telah memiliki banyak cabang, nama luwes sendiri sudah menjadi merk yang digunakan hampir seluruh keluarga bu yayuk. Adik-adik bu yayuk juga menggunakan nama luwes sebagai nama untuk warung sate mereka.
Usaha sate ini sudah mulai buka mulai pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 10.00. “Usaha warung makanan seperti ini capek dek, terkadang saya bilang sudah habis padahal belum, karena pelanggan tidak berenti dari pagi hingga sore hari” tutur bu yayuk. Saat ini setiap harinya bu yayuk dan keluarganya menghabiskan lebih dari 20 kg daging kambing. Kambing yang dipasok melalui langganannya dan siap olah.
Sate luwes sangat enak, juga teksturnya lembut, sehingga tidak mengherankan pelanggan bu yayuk saat ini banyak berasal dari kalangan menengah atas, diparkiran warung sate bu yayuk setiap malamnya sangat banyak mobil mengantri. Resep sate yang tidak pernah berbubah, dan ukuran sate yang stabil sejak dulu membuat pelanggan merasa puas. “Pelanggan tidak ada yang protes kok dek dengan harga Rp.24 rb perposi sekarang” ujarnya bangga.
Bu yayuk yang saat ini berusia 51 tahun memiliki 3 orang anak, meskipun hanya lulusan SMP tetapi anak bu yayuk yang pertama sudah sarjana, yang kedua masih menempuh pendidikan di fakultas hukum Universitas Lampung dan yang ketiga saat ini kelas 3 SMA. Bu yayuk mengaku usaha sate ini memberikan penghidupan dan kesuksan baginya. Saat ditanya mau buka cabang lagi  atau tidak, bu yayuk mengaku belum dulu mau membuka cabang, karena menurutnya memiliki hampir 5 cabang sudah cukup banyak. Dia dan keluarganya ingin menjaga kualitas dan bukan hanyak menambah kuantitas.
Warung sate bu yayuk juga menyediakan jasa memasak untuk acara nikahan, aqiqah dan lainnya. Hampir setiap bulan selalu saja ada pesanan untuk bu yayuk. Ibu paruh baya ini mengaku tidak takut dengan saingan, karena baginya rezeki itu sudah diatur sang kuasa.
Saat ditemui oleh kelompok 6 sabtu malam yang lalu, bu yayuk mengaku dalam sehari bisa memperoleh omset hingga 7 sampai 8 juta rupiah. Produk yang dijual bu yayuk tidak hanya sate, tetapi ada gule dan tongseng. Kepuasan pelanggan dan sikap ramah terhadap semua tamu yang datang adalah ciri khas yang ditonjolkan oleh keluarga bu yayuk.
Simpulan : dari kisah sukses sate luwes ini dapat kita simpulkan bersama, bahwa yang terpenting dalam menjalankan usaha adalah tekad dan keyakinan yang kuat. Bu yayuk awalnya hanya bermodalkan Rp.100.000 perhari untuk usahanya. Namun dengan kueletan dan kerja kerasnya, saat ini dia dapat memperoleh 7-8 juta perhari. Sikap tidak kenal lelah, dan pandai menjaga kepercayaan konsumen serta kecerdasan memilih bidang yang sesuai dengan kemampuannya sehingga kesuksesan dapat dia raih dengan keluarganya.