Rabu, 07 Desember 2016

Kelas Inspirasi Lampung TIGA Gehhh, Menantu Idaman?

Usai juga liburan ke negeri orang, dan kembali ke Indonesia, sempat menginap semalam di hotel dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banteng. Ke esokan harinya yaitu Enam November, usai sarapan pagi, segera menuju Terminal keberangkatan menuju Sang Bumi Ruwa Jurai. Sampai dirumah bada dzuhur, ternyata Ibunda tercinta sudah menunggu, juga sanak saudara
sedang kumpul, karena memang beberapa waktu belakangan, kondisi nenekku sedang tidak sehat, bahkan dia pun tidak lagi mengenali saat aku datang menghampirinya. Sebenarnya, aku sudah ingin menjenguk, sebelum berangkat ke negeri orang, tetapi keluarga tidak mengizinkan, karena takut aku malah kelelahan jika harus hilir mudik Lampung-Jakarta. Singkat cerita, ke esokan harinya aku sudah memulai aktivitas kerja di daerah pemilihan atasanku, seperti biasa, dari desa ke desa, dari sekolah ke sekolah berkeliling, hingga akhirnya dapat jeda sehari ditanggal Dua Belas November. Tetapi ternyata hari tersebut, aku harus mengikuti breafing kelas inspirasi Lampung. Meskipun bukan kali pertama mengikuti kegiatan ini, tapi aku masih tertib mengikuti breafing sebab aku ingin bertemu dengan fasilitator yang sepertinya belum tau nomorku hingga breafing Zzzz.Kemungkinan besar, saat registrasi di internet, aku salah memasukan nomor handphone. Akhirnya breafing itu di mulai, sebelum mulai aku langsung protes dengan fasilitatorku, kenapa nomorku belum juga dihubungi, padahal aku sudah membalas emailnya. Bukannya dapat jawaban, dia pasar wajah bingung dan agak datar, kesal juga waktu itu, tapi sepertinya dia agak takut dengan cara bicaraku hahahaha

Kamis, 17 November 2016

Bangkok, Thailand (2)


Sesuai janjiku, cerita ini berlanjut seperti sinetron memang tetapi kalau kalian masih penasaran, silahkan menyimak tulisan ini hingga usai... Kalau pun tidak berminat, tak masalah karena aku tidak memaksamu untuk membaca, kau sendiri yang memutuskan untuk mampir ke blog ku, kalau tidak suka silahkan lewatkan
😃😃😃
Hari kedua, kembali membawa koper seakan mau tempur... Masukan ke mobil karena usai tour city di Bangkok pada hari kedua, akan lanjut ke kota selanjutnya yaitu Pattaya...Lokasi pertama yang dikunjungi ada Wat Pho atau kuil Budha berbaring, kalau kita orang Lampung menyebutnya Budha Pedom...ini adalah kuil terbesar di Bangkok dan terkenal dengan patung Buddha yang besar dan megah dan yang uniknya posisi patung Budha ini berbaring. Kuil yang dibangun di tahun 1688 ini sebagai tempat Reclining Buddha. Patung berlapis emas ini panjangnya 46 meter dan setinggi 15 meter, sedangkan mata dan kakinya dilapisi oleh kerang mutiara. Maksudnya mengenang saat Sang Buddha masuk Nirwana. Dahulu, Wat Pho merupakan tempat pendudukan umum pertama di Kerajaan Siam, dan sampai kini masih ada pendidikan pijat tradisional Thai yang sangat terkenal di sana. Buka setiap hari jam 8 pagi sampai 5 sore, tiket masuk 20 baht.
Budha Pedom
Diharapkan mengenakan pakaian yang pantas karena namanya juga tempat suci, sudah sepantasnya berlaku sopan, kalau mau pakai mini-mini di pantai saja... Kostum hitam dan jilbab merah marun menjadi pilihanku dihari kedua...Usai berfoto dan berkeliling... Kami berjalan sekitar 5 menit menuju penyebrangan sungai Bangkok, ya kami menuju lokasi yang bernama Wat Arun. Wat Arun disebut juga sebagai kuil fajar atau candi fajar. Candi ini merupakan Candi budha yang terletak di distrik Bangkok Yai, kota Bangkok, di tepi barat sungai Chao Phraya. Usai berfoto dan berbelanja hiasan dinding, kami kembali melanjutkan perjalanan tentu saja dengan melewati sungai Chao Phraya, yakni Sungai yang membelah Bangkok menjadi dua bagian yang hampir sama. Panjang sungai Chao Phraya ini sekitar 372 kilometer, dan mengalir sepanjang bagian Thailand. Sungai ini merupakan sungai utama di Thailand. Kami melewati rumah sakit terbesar Thailand, serta melihat Parahu raja Thailand yang berlapis emas. Tidak terasa, tiba waktu makan siang, kami merapat, alih-alih ingin merasakan makan dekat sungai tapi karena budgetnya pas

Rabu, 16 November 2016

Bangkok, Thailand (1)

Bangkok, Thailand
"Nikmat Tuhan mana lagi, yang mau kau dustakan" menjadi Kalimat pembuka yang aku pilih untuk tulisan ini... Benar-benar bersyukur, tahun ini diberikan kesempatan untuk menginjakan kaki di negeri orang, bukan dalam rangka beban tugas tetapi sebagai hadiah berupa liburan... Semakin ringan kaki, tanpa beban menginjak dan melangkah beberapa hari disana... Tanpa diduga pula justru Thailand menjadi negeri pertama yang aku datangi... Padahal ada banyak negeri lain yang lebih dekat, namun kesempatan pertamaku untuk Thailand...Sebelum keberangkatan ke Thailand, berbagai hal dilakukan dengan keras baik pekerjaan maupun tugas kuliah, sehingga saat liburan di Thailand ini bisa benar-benar di nikmati...

Sabtu, 15 Oktober 2016

Hujan..

Sejak dulu untuk bulan yang ada ujung –Ber- indentik dengan hujan... begitu juga tahun 2016 ini, kedatangan bulan dengan akhiran kata –Ber- disambut hujan. Bulan yang dimaksud SeptemBer, OktoBer, NovemBer dan DesemBer. Bahkan Ibuku pernah bilang kalau saat aku lahir yaitu bulan Desember tahun 1993 silam, setiap hari hujan sehingga seluruh isi rumah bergoyong royong untuk mengeringkan popok yang harus aku kenakan, maklumlah saat itu tidak seperti sekarang semua serba praktis, ada laundry dimana-mana serta pampers yang bisa tinggal dibuang. Lahir sebagai generasi 90’an, jadi masih semi modern, untunglah kami tidak gagap teknologi, meskipun Komputer dikenalkan saat kami duduk di sekolah menengah pertama. Tapi tulisan ini bukan untuk panjang lebar membahas bagaimana aku lahir sehingga bagaimana kondisi fasilitas umum saat aku lahir, tulisan ini aku ingin membahas hujan yang aku alami hari ini, Sabtu 15 Oktober 2016.

Kamis, 06 Oktober 2016

Good Planning bukan berarti Good Implementation.

Hallo...
Apakabar ?
Sudah lama tidak posting tulisan... hampir sebulan :)
iyaa bukannya tidak menulis tapi karena setiap hari aku habiskan untuk menulis dan menganalisis jurnal demi jurnal...
Pilihan untuk kembali mengecap bangku kuliah, mengharuskan diri untuk terus dan terus mengejar ketertinggalan...

Jumat, 09 September 2016

Beragam latar

Jumat, 9 September 2016
Kemarin perkenalan umum, dan hari ini mulai memasuki perkuliahan... Sungguh mengagumkan karena isi kelasnya sangat beragam, latar belakang ilmu sarjananya pun berbeda-beda... Ada Matematika, Teknik, hingga filsafat...90 persen pekerja, ada yang di perusahaan swasta serta berbagai kementerian dan lembaga politik pun ada.. nampaknya akan menyenangkan, karena pengalamannya berbeda-beda... usut boleh usut, latar belakang organisasi eksternal dikelas juga beragam, aktivis dari berbagai bendera... Keragaman yang aku nantikan, tak hanya hijau, biru merah putih hingga kuning ada... Benar-benar Universitas Nasional...

Kamis, 08 September 2016

Kembali ke Kampus

Kamis, 8 September 2016
Alhamdulillah akhirnya...benar-benar kembali ke kampus... Mendengar statement salah seorang dosen tadi saat perkenalan kampus, saya jadi makin yakin tidak salah pilih...
Mulai hari ini, saya akan kembali merajut mimpi di kampus yang tidak banyak orang kenal...Memang kampus ini tidak familiar seperti UI, UGM, ITB ataupun kampus bonafit lainnya atau bahkan memang bukan kampus yang banyak orang-orang impikan, hampir sama kondisinya dengan kampus saya saat sarjana, bukan kampus impian tapi justru kampus untuk meraih impian... Jadi mulai detik ini, saya akan berjuang untuk mempelajari nilai-nilai sosialis dikampus yang dijuluki Kampus Perjuangan untuk mewujudkan masyarakat Indonesia Adil Makmur yang diridhoi Allah SWT.

Minggu, 28 Agustus 2016

Arti penting pendidikan

Banyak ahli yang menafsirkan apa itu pendidikan, hingga arti pendidikan. Tapi saya akan mencoba menafsirkan arti pendidikan dengan sederhana, bagi saya arti penting pendidikan adalah bahwa kunci membangun perbadaban. Mengapa saya katakan sebuah kunci, karena jika dianalogikan sebuah rumah, untuk mulai kehidupan dirumah tersebut kita membutuhkan kunci untuk memasukinya, begitupula dengan peradaban. Membangun peradaban berarti proses perubahan sistem secara keseluruhan dalam masyarakat. Tanpa pendidikan suatu keniscayaan tatanan kehidupan dalam masyarakat dapat teratur. Tingkat pendidikan menjadi salah satu tolak ukur peradaban sebuah bangsa dan negara. Pendidikan pula yang dapat memutus rantai kemiskinan. Jadi singkat cerita, bahwa arti penting pendidikan adalah kunci membangun perabadan untuk memutus rantai kemiskinan. Mengapa pendidikan? Bukan yang lainnya ?

Jumat, 26 Agustus 2016

Weekend Santai...

Hallo... sudah lama tidak mencoret-coret blog ini...
Mumpung weekend kepikiran untuk coret-coret sedikit... Bingung mau mulai bercerita dari mana...dan topik apa yang mau dibahas... cuma mungkin hal paling menarik itu adalah bicara tentang yang akan datang yaa... meskipun sesuatu yang akan datang tidak pernah bisa diprediksi, tapi hal itu sangat menarik untuk dibicarakan dan dituliskan, soal akan terjadi atau tidak itu sudah urusan Tuhan, sungguh kita gak berhak mencampuri... Oke well, kita mulai... mungkin weekend-weekend santai akan jadi barang langkah mulai bulan depan, karena weekend akan jadi hari ketemu yang namanya "kampus"... Mungkin disana akan bertemu lagi dengan sahabat-sahabat baru, orang tua baru, yang mungkin sudah disiapkan untuk menjadi bahan tulisan kisah hidup seorang hamba... wah... puitis gini 😂
Tidak sabar, itu yang saya rasa saat ini... perasaan saya seperti anak SMA yang akan jadi mahasiswa baru... Meskipun sudah pengalaman bahwa tidak seenak itu setelah diujung semester akhir, karena harus berkutat dengan komputer dan hitungan matematika tiap malam... tapi saya merindukan "kampus"... Mungkin kondisinya berbeda jauh, kalau dulu bisa organisasi dan bebas melanglang buana, sekarang mungkin akan lebih formal dan sedikit terstruktur... Kalau dulu sambil jadi wartawan kampus, sekarang sambil kerja... Tidak ada berbeda sebenarnya, hanya status saja... Tapi menikmati setiap proses, karena mengingat pesan salah seorang sahabat bahwasanya Kehidupan bukan Lari Sprint, tapi ada jalan, ada ngesot, ada meraton, kadang harus poco-poco, kadang juga harus seradak seruduk bahkan ... tergantung situasi... "Kampus" adalah tempat yang paling nyaman buat dihuni makanya banyak yang betah dikampus dan banyak yang langsung lanjut untuk study pasca seusai sarjana... Bisa kembali kekampus setelah setahun berada di Akademi kehidupan nyata banget, pakai banget karena hidup di Ibu Kota yang kata orang keras haha... Rasanya bahagia sekali... membayangkan berdiskusi secara ilmiah di ruangan, berdebat dengan dosen tentang kasus terkini, kembali berteman dengan tinta dan kertas... Semoga Kampus perjuangan tidak kalah menyenangkan dengan kampus Hijauku di Tanah Tapis berseri... Warna almamater kampus perjuangan sedikit berbeda saja, jika kampusku dulu ijo tua, sekarang ijo muda seperti daun baru tumbuh... semoga kampus ini menjadi jembatan untuk mencapai impian selanjutnya... sekali lagi, mungkin ini bukan kampus impian, tapi ini adalah ruang buat belajar teori tentang kehidupan nyata, dan jalan meraih impian....

Sabtu, 13 Agustus 2016

Welcome to August !!!

Hallo Agustus !!! Welcome to August !!! beberapa kalimat itu jadi cara anak-anak yang lahir di bulanAgustus menyambut kedatangannya. Ciri utama orang yang lahir pada bulan Agustus menggunakan kata “Agus” dalam namanya. Tulisan ini bukan bertujuan buat bahas si “Agus” tapi sedikit mau bercerita, gak sedikit sih agak banyak, banyak malah... Agustus tahun 2016 ini lagi-lagi dapat kesempatan untuk dapet sesuatu yang baru. Agustus 2016 berangkat ke Nusa Penida, Bali untuk mengajar dan menginspirasi.

Sabtu, 02 Juli 2016

Yakinlah bahwa pernah itu Lampau dan sudah berlalu

Bagiku pernah hanya akan menjadi pernah... pernah artinya lampau dan sudah berlalu... Jangan khawatir aku berkhianat karena pada negarapun aku setia, apa lagi kepada yang bersama untuk mengabdikan diri bersamaku untuk negara...
Gita Leviana Putri

Kamis, 23 Juni 2016

Juli dan Juli....

Bulan juni segera akan usai, memasuki bulan Juli dan Ramadhan tahun ini pun usai... Terasa cepat, tentunya... Jika dilakui tanpa pemaknaan... untuk itu mari jadikan setiap hari kita bermakna...Kita yang memaknai bukan orang lain...

Semalam saya kembali bermimpi tentang mereka yang jauh di sebrang Pulau sana... Rindu...Selalu merindukan sebuah tempat yang mereka sebut Sumatera, tempat para pejuang bangsa dan cedikiawan banyak lahir... Lahir dan Besar di Pulau sumatera, tetapi menatapi proses ke dewasaan di Pulau orang... Mau gimana lagi? Lahan sawah kita disini (read :tanah Jawa)

Akan tetapi, dimanapun tempat kita... Kita satu Indonesia... Aku nikmati setiap detik di Pulau orang, agar kelak bisa memotivasi orang di Pulauku agar berspirit kerja baik seperti orang di Pulau Jawa... Banyak prediksi Pulau Jawa akan lenyaap, maka harus siapkan Sumatera agar bisa jadi penopang urat nadi dunia... SDM Sumatera ! Kita pernah jaya ! Darah Sriwijaya ! membumi satu jiwa, Indonesia !

Sabtu, 11 Juni 2016

Kutipan hari ini...

Pada akhirnya, kamu hanya perlu mensyukuri apa pun yang kamu miliki hari ini Walaupun yang kamu tunggu tak pernah datang.Walaupun yang kamu perjuangkan tak pernah sadar dengan apa yang kamu lakukan Nikmati saja.Kelak, dia yang kamu cintai akan tahu, betapa kerasnya kamu memperjuangkannya.... untuk orang-orang yang pernah dilukai, hingga susah melupakan. Untuk orang- orang yang mencintai, tapi dikhianati. Juga yang mengkhianati, lalu menyadari semua bukanlah hal yang baik untuk hati. Kepada orang-orang yang diam-diam jatuh cinta, suka pada sahabat sendiri, tidak bisa berpaling dari orang yang sama, dan hal-hal yang lebih pahit dari itu. Mari mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang. Sebab, setelah tualang panjang ke masa lalu, kamu harus menjadi lebih baik, dan mulailah menata rindu yang baru. Dikutip dari tulisan Boy Candra dibeberapa novel karyanya....

Jalanin dua dunia !!!

Bersyukurlah, maka akan ku tambah nikmat ku untuk mu... Tapi jika kamu khufur atas nikmatku, sesungguhnya Azabku amatlah pedih... Maha benar Allah dengan segala Firmannya...

Ramadhan tahun lalu baru aja lulus sarjana, ramadhan awal tahun lalu, masih galau cari pekerjaan tetap... sampai akhirnya, ramadhan ditutup dengan pekerjaan tetap yang gak pernah terpikirkan sebelumnya...gak bisa bilang apa-apa selain, Alhamdullilah :)
setelah lulus banyak yang memutuskan untuk lanjut study, cari kerja atau buka usaha... tapi sesuai harapan orang tua, saya memutuskan untuk bekerja... belajar hidup judulnya... Ada pilihan memang untuk study lanjut dengan beasiswa, tetapi pengen merasakan katanya dunia nyata itu dunia kerja. Bener aja, dunia kerja adalah dunia yang jauh berbeda dengan dunia mahasiswa... kalau di dunia mahasiswa segala sesuatunya ideal dengan teori-teori dari zaman enak gak enak, sampek gak enak lagi karena skripsi... dunia kerja itu beda, semua sudah bicara realitas... Perasaan rindu kampus selalu hadir tiap hari, kangen up grade ilmu dan diskusi dengan para dosen, juga dengan seminar-seminar ilmiah yang mana data dan angka jadi pedoman buat pertahanin argumen... Kangen kerja ikhlas ala kampus, dunia kerja gak nemu model begitu... rela pagi siang malem buat ngadain kegiatan, tanpa di gaji... Bela mahasiswa yang lemah dan gak mampu bayar spp tanpa imbalan... bantu masyarakat desa dengan menyambungkan mereka dengan fasilitator... Semua gua kangenin, dikampus bisa bebas ngobrol diskusi kritisi sana sini untuk cari kebenaran... bentuk opini publik lewat tulisan, dan turun ke jalan teriak sebagai demontran... pengalaman kampus yang bener-bener seru... kangen itu semua... Tapi dunia kerja juga menantang, menuntut profesionalitas dan kesempurnaan... Hampir setahun didunia kerja, lagi-lagi harus bilang Alhamdullilah, dibukain jalan untuk kembali ke kampus... 10 Juni 2016, resmi diterima disalah satu kampus untuk sekolah pascasarjana... Jalan Tuhan itu memang selalu yang terbaik, kuncinya bersyukur dan ikhlas nerima ketentuannya... Jalanin dan fokus ! Semoga kedepannya makin lancar segala urusan karir studi juga hal-hal lain untuk membahagiakan keluarga, karena keluarga adalah pintu kebahagiaan... Tidak ada hal yang lebih penting dari orang-orang yang mendampingi kita hingga saat ini...Harus semangat dan siap buat Jalani dua dunia yang berbeda, sebagai pekerja dan mahasiswa pascasarjana ! Go Gita !

Senin, 06 Juni 2016

Utopia - Benci & Lelah

Benci
Haruskah aku mencintanya
Bila hanya berikan duka
Sepertinya aku bahagia
Satu sisi aku menangis
Aku pernah sangat berharga
Semua mata memujaku
Sampai kau datang dalam hidupku
Segalanya berubah
Reff:
Kau mengambil hatiku
Jadikannya kelabu
Kau menghancurkan semua impian
Yang tersimpan sejak dulu
Kau racuni cintaku
Hingga menjadi benci
Tak lelah aku setia
Tersiksa sendiri
Betapa inginku berlari
Dan terlepas dari dirimu
Tapi semakin ku mencoba
Aku ingin kembali
Kembali ke Reff:
Kau mengambil hatiku
Jadikannya kelabu
Kau hancurkan
Segala impian
Haa...aa...a...

Lelah
bertahun kumenanti
cinta ini terbalas
tanpa syarat ku memuja
dengan segenap jiwaku
penantian yang panjang
seperti takkan berakhir
ku telah sampai di ujung
batas kesabaran ini
RFff:
aku lelah
aku sungguh lelah
adakah cahaya menerangiku
kala kulintasi jalan tanpa dirimu
adakah sang malam mengasihiku
kan kupeluk dia dengan segala cemasku
saatnya telah datang
untuk meninggalkanmu
aku kan pergi menjauh

untuk selama-lamanya


Sabtu, 04 Juni 2016

Tapis Berseri, sesak ! Ayo Pemuda kembali berisolusi

5 Tahun lalu, saya sempat bercakap-cakap dengan rekan-rekan saya saat sedang berkumpul dan berdiskusi. Sejak lama, kebiasaan berkumpul di Kafe Street ataupun dirumah salah satu rekan, kami manfaatkan untuk moment keakraban sekaligus membahas persoalan umat. Begitulah cara kami berteman, dan memupuk persahabatan, kendati memiliki kesibukan masing-masing, kami selalu berusaha menyempatkan waktu untuk bertemu. Saya masih teringat kawan, 5 tahun lalu ketika kemacetan ibu kota marak dibicarakan, kita sudah berbicara soal Kota kita tercinta, Bandarlampung... saat itu kita sependapat jika tidak ada transportasi umum yang baik, maka 5 tahun akan datang, kondisi Bandarlampung seperti Jakarta. Taukah kalian kawan, apa yang kita bicarakan benar saja terjadi. Kemarin petang, masih sekitar jam 14.45 WIB, saya melintas di Jalan Teuku Umar melewati Jalan Radin Intan untuk menuju sebuah klinik di Teluk Betung. Apa yang kita katakan, kita bahas dan kita prediksikan dulu terjadi benar, kemacetan panjang terjadi di Kota Tapis Berseri ini kawan. Pembangunan beberapa jembatan layang yang dilakukan belum ampuh melawan kemacetan, sementara persoalan klasik seperti masalah pendidikan dan kesehatan harus menjadi fokus utama Pemerintah daerah... Jumlah anggran terbatas, sementara pembangunan membutuhkan dana besar. Haruskah menaikan pajak kepada pengusaha yang berdampak pada pemutusan kinerja ? Ataukah investasi mall baru yang membuat kota tapis berseri tak lagi berseri karena sesak oleh mall dan ruko sepanjang jalan. Lantas bagaimana pembangunan infrastruktur selanjutnya ? untuk atasi kemacetan. Saya berharap, dengan tulisan ini, rekan-rekan saya tergerak hatinya untuk kembali ke daerah, kalian begitu hebat dan tersohor nama di pulau Jawa... Sementara, keluarga kita, tanah kita itu Kota Tapis berseri dan Lampung secara utuh, butuh bantuan, butuh solusi, dari pemudanya, yang telah pergi 5 tahun lalu ke pulau Jawa hingga ada yang ke Eropa menimba ilmu. Tidakkah kalian tertarik untuk kembali ? Membangun bersama daerah kita tercinta, Lampung... Sang Bumi Ruwa Jurai...

Kamis, 02 Juni 2016

Akhir kisah....

Setiap keputusan memiliki konsekuensi, atau akibat dari sebuah keputusan, apakah itu berdampak baik atau buruk, tidak akan pernah ada yang pernah mengetahui sebelum keputusan itu diambil... Keputusan final diambil, dan inilah akhir sebuah kisah... meskipun ceritanya sampai disini, tapi ceritanya tetap hidup dan abadi didalam karya, sebuah tulisan namanya. Tidak ada waktu ataupun kesempatan untuk menoreh kebelakang, masa depan yang lebih baik menanti diujung sana... dengan cerita yang lebih menarik, dengan tokoh yang lebih energik, untuk menciptakan kisah baru... tidak akan ada lagi cerita, komunikasi atau apapun. 
Jakarta, 02 Juni 2016
Gita Leviana Putri

Kamis, 26 Mei 2016

Jadi lulusan terbaik ? Jamin pasti sukses ?

Jumat, 27 Mei 2016. Tepat satu tahun menyandang gelar Sarjana Ekonomi, Alhamdullilah... Satu amanah orang tua sudah berhasil dituntaskan... Saya memutuskan untuk kembali menuliskan sebuah tulisan tentang kisah lulusan terbaik... Semoga bisa menjadi pembelajaran, serta motivasi bagi adik-adik yang belum lulus maupun terlanjur lulus :)
Rabu, 27 Mei 2015, Dibacakan dihadapan hampir 2000 pasang mata menjadi salah satu lulusan terbaik, siapa tak bangga orang tua mendengar, nama putri sulungnya disebut lengkap dengan nama orang tua, jumlah Indek Prestasi serta Prestasi yang pernah diperoleh... Siapa yang tidak bangga, dan terharu dengan moment seperti itu... Saya senang, bahagia, melihat orang tua begitu bangga ... Ucapan selamat pun mengalir deras, dari ucapan langsung hingga ucapan keramaian diberbagai media sosial... Tapi 27 Mei 2015 begitu cepatnya berakhir, esok harinya meskipun euforia masih terasa, tetap saja "Aku bukan mahasiswa, aku harus mulai memikirkan apa kegiatan selanjutnya".
Sehari dua hari boleh kita urus dahulu legalisir ijazah, jadi masih jelas kegiatan, selanjutnya "cari kerja". Pengalaman pribadi saya ketika sebulan setelah lulus belum memiliki pekerjaan tetap, padahal saya lulusan terbaik Universitas ternama di Lampung, menjadi sesuatu yang sempat membuat saya tertekan, tidak banyak yang tau alasan saya menghilang ketika ramadhan tahun 2015 kecuali beberapa sahabat dekat saya. Menjadi lulusan terbaik bukan berarti terjamin masa depan, justru menjadi lulusan terbaik menjadi beban moral, ditambah lagi jika kamu seorang aktivis, yang hampir semua orang kenal... Akan selalu jadi pertanyaan menyeramkan setelah pertanyaan "Kapan lulus?" yaitu "Sudah kerja dimana ?" . Setidaknya itu yang sempat saya alami, dan beberapa kawan dekat alami sebagai lulusan terbaik. Menjadi lulusan terbaik, tidak menjamin dapat beasiswa untuk lanjut study agar terlepas dari pertanyaan, "Sudah kerja dimana?" tidak ada jaminan sama sekali. Ketika kuncir toga berpindah posisi, lo udah dilepas, lo musti mikir, lo musti bisa lepas dari kebanggaan IPK, Jabatan organisasi atau apapun, lo udah di dunia nyata. IPK hanya jadi salah satu syarat administratif, ngenakin orang ESDM seleksi, supaya cepet. Pertanyaannya, jadi jangan lulus cepet-cepet ya ? supaya enggak jadi lulusan terbaik? atau IPK jangan tinggi-tinggi ? Gua jawab itu lebih salah, kenapa harus lulus, sekarang dunia kerja semakin sulit persaingannya, justru kalau lo gak lulus-lulus gimana lo mau bersaing. Kedua, jadi gausah jadi lulusan terbaik, ya kalau bisa kenapa enggak, kan lo kuliah jalanin amanah orang tua, akan lebih baik kalau bisa kasih nilai lebih buat orang tua. Ketiga, soal IPK, ya harus tinggi atau paling enggak diatas 3,00 buat syarat masuk BUMN kalau mau kerja. Jadi manfaatin waktu sebaik mungkin ketika jadi mahasiswa, soft skill gk melulu lewat organisasi, jadi wirausaha itu juga soft skill tiap orang punyak bakat masing-masing, jadi kuliah jangan cuma belajar dikelas, dan gedein IPK atau masukin semua organisasi buat banyakin CV... Pilih organisasi yang sesuai, bukan banyak-banyakin organisasi buat isi CV. Punya IPK bagus itu tanggung jawab moral ke orang tua, bukan buat cari kerja... kuliah itu buat belajar bukan buat cari kerja, jadi setelah lulus jadi wirausaha ? kenapa tidak ! setelah lulus itu kerja, itu harapan orang tua. silahkah memilih... Terima Kasih

Jumat, 22 April 2016

22 April, Selamat hari bumi internasional... Penting gak sih?

Tidak semua mengetahui, ada apa dengan 22 April... Memang sekilas hanya seperti hari biasa, tidak ada yang spesial dengan hari ini... dan siapa juga yang akan peduli tentang tanggal 22 April, kalau bukan karena kalahiran orang spesial... tetapi tahu kah kamu, bahwa tanggal 22 April adalah hari bumi internasional... ternyata tempat tinggal kita punya tanggal lahir, entah saya juga tidak mengerti betul, mengapa sampai ada peringatan hari bumi, padahal sama sekali tidak ada manusia yang mengetahui, kapan bumi pertamakali diciptakan...

Kamis, 21 April 2016

Kartini Masa Kini...

Jika dulu perjuangan RA Kartini agar Perempuan di Negeri ini dapat mengenyam pendidikan, maka kini perjuangan itu telah berhasil. Mengapa aku anggap berhasil, karena benar saja, bahwa saat ini jika kita melihat sekolah-sekolah mulai dasar hingga tinggi, didominasi kaum Kartini (terkecuali memang sekolah tersebut dikhususkan bagi laki-laki, maka tidak mungkin Kartini mendominasi). Meskipun demikian, tak berarti Kartini yang sekarang perjuangannya lebih ringan, justru tantangan perjuangan Kartini sekarang lebih berat.... Mengapa demikian? Setelah diberikan kebebasan mengenyam pendidikan, saat ini Kartini Modern dihadapkan berbagai tantangan zaman, yang membuat Kartini harus mampu bersaing dengan Kartono. Entah itu dalam hal karir maupun kiprahnya... Selama itu positif, maka tidak masalah...Tetapi pada kenyataannya, Kartini menghadapi masalah baru, yaitu isu besar kesetaraan gender. Apakah ini masalah ? tentu. Berbicara tentang Kodrat, bahwa tugas perempuan adalah melahirkan, menyusui dan merawat anaknya...maka tidak ada yang namanya setara, meskipun saat ini banyak Kartini mampu menopang keluarga, bahkan kemampuan finansialnya melebihi Kartono. Tetapi tetap saja tidak ada kesetaraan gender, tugas Kartini tetap menjadi madrasah pertama dan utama. Mungkin juga masalah degradasi moral yang melanda negeri ini karena kesalahan Kartini modern yang mengutamakan karir dari keluarga. Tidak penting, mengetahui siapa yang salah, yang jelas Kartini Modern dituntut dapat merawat keluarga, mampu menopang ekonomi keluarga, dan mengabdi untuk umat... Kartiki kini dituntut memiliki 3 hal, Sikap, Ilmu Pengetahuan, dan Jiwa Sosial...

Selasa, 12 April 2016

Pemain Baru

Prosesi perenungan jadi rutinitas sekaligus meditasi yang ampuh untuk proses evaluasi dan proyeksi diri... masih kurang syukurku... terlalu tinggi angan, terlampau jauh bermimpi, padahal harusnya yang hari ini saja kunikmati, kujalani, dan kusyukuri... begitu bermanfaat perenungan itu... membuat sadar, begitu banyak manusia yang menaruh kau dihatinya, begitu pedulinya mereka... jadi berhentilah untuk mengeluh... tak ada gunanyapun sedikit juga, orang hanya ingin tau, tak akan ada solusi.. diam, merenung, bersyukur lagi.. jalani semuanya, dengan ikhlas dan tangan terbuka, untuk para pemain baru, dalam cerita proses.

Kamis, 31 Maret 2016

Kesadaran

kesadaran itu terkadang muncul tanpa diduga, bahkan kita tidak pernah menyangka akan disadarkan oleh sesuatu, baik itu kejadian atau buah jadi perenungan. Tanpa disadari, karena rasa bahagia yang besar kadang justru kita lupa menanyakan apakah seseorang yang membahagiakan kita tersebut juga bahagia bersama kita. Ingin selalu dibahagiakan, dan merasa terluka sendiri jika kebahagiaan itu terenggut oleh keputusan.

Rabu, 30 Maret 2016

Akhirnya kejadian

Meskipun peristiwanya sudah lewat dua minggu, tapi enggak ada salahnya tulisannya di post malam ini mumpung lagi senggang....Baiklah, kita mulai yaa ceritanya....
Kita harus liburan bareng hasil obrolan lewat line sama Aulia... Rencana itu sudah tercetus sejak Januari 2016, dan akhirnya realisasi Maret 2016. Meskipun awalnya ada sedikit tarik ulur dan kecemasan bakalan batal, tapi Alhamdullilah akhirnya rencana kami berdua bisa benar-benar terlaksana, kami berlibur ditengah kesibukan masing-masing..
Liburan kali ini sedikit beda, karena kami udah gak menyandang gelar sebagai Mahasiswa (lagi)... Karena pisah kota, kami gak se intens dulu ketemunya, bahkan mau ketemu meskipun gua sering ke daerah tetap saja sulit. Akhirnya liburan juga....

Kamis, 03 Maret 2016

Komentar saya soal artikel Persahabatan, Jodoh, dan Waktu

Tadi sewaktu perjalanan pulang ke Jakarta, gua menemukan sebuah tulisan dari seorang ahli metafisika dibuku salah satu maskapai penerbangan, bukan menemukan sih yaa tapi sengaja membaca... Gua tertarik sama tulisan yang dia buat dengan judul "Persahabatan, Jodoh dan Waktu"
Bukan kata jodoh yang buat tertarik tapi kata persahabatan dan waktu loh, serius ini -.- 
Gua baca dengan seksama, ahli metafisika itu intinya menuliskan seperti ini dalam artikel tersebut. Bahwa persahabatan itu terjalin atas dasar kesamaan rasa, baik itu emosional, materi, maupun cara pandang. Akibat kesamaan tersebut maka secara alamiah terjadi reaksi kimia yang menyebabkan perasaan cocok, jadi persahabatan bisa dibilang seperti jodoh, tidak bisa dicocok-cocokan karena secara alami terjadi reaksi kimia dalam tubuh yang menghasilkan rasa nyaman atau cocok. Namun, seiring berjalannya waktu setiap orang bisa berubah entah karena lingkungan, tuntutan atau jalan yang dia lewati dalam kehidupannya, dimana hal tersebut membuat reaksi kimia yang terjadi menjadi berubah, dan rasa cocok dalam perasahabatan menjadi berkurang. Ternyata, meskipun orang yang menjalin persahabatan itu berubah sama-sama menjadi lebih baik, tidak berarti reaksi kimia yang terjadi juga baik. Sehingga dari tulisan tersebut, gua menyimpulkan bahwa persahabatan itu ditentukan oleh waktu. Kita hanya bisa menjaganya dengan memanfaatkan berbagai teknologi kala jarak memisahkan, waktu adalah benang merah dari perjalanan persahabatan, untuk itu apakah kita harus mengalah dengan waktu ? Tentu tidak... Doa adalah cara terbaik untuk memeluk sahabat dan orang terkasih dari kejuahan...
Perjalan Lampung-Jakarta Delay, 29 February 2016

Oleh Gita Leviana Putri...

Sahabat....

Setiapkali harus bicarain tentang sahabat, dan harus menafsirkan sahabat... Sungguh aku bingung memilih kosa kata seperti apa yang tepat... Seakan-akan semua seperti bualan belaka jika aku ingin mengungkapkan dengan kata-kata... Apa definisi sahabat sebenarnya....Sungguh, mereka sahabatku terlalu indah untuk diungkap dengan kata, mereka sahabatku terlalu sulit didefinisikan dalam cerita... Setiap bagian cerita dalam hidupku, selalu ada bagian untuk sahabat...partisipasi mereka sangat banyak, jadi aku tidak mampu lagi berkata-kata. Benar saja, aku tidak bisa berkata-kata tentang mereka, jika ada kata sebaik doa... Mungkin akan aku tulis untuk mendefinisikan mereka... Ternyata tidak juga aku temukan, sehingga aku memutuskan untuk mendoakan... Aku berharap, persahabatan kami tidak hanya di duniaa... Tetapi hingga akhirat... Ingin terus bersama mereka... Mereka kadang suka jahat juga, ketika aku bercerita tidak diperdulikan, itu karena mereka tidak ingin membuatku lemah... Mereka ingin aku lebih kuat, dan mereka selalu memberikan jalan agar aku sahabatnya bahagia... Sahabat, semakin hari, semakin kita harus jarang menghabiskan waktu bersama seperti ketika sekolah... Kita harus mengejar mimpi masing-masing, tapi kita masih bisa saling berpegangan tangan dan menguatkan melalui lantunan doa... Terima kasih sahabat, kalian adalah orang yang paling memahami aku selain keluarga... Kita mungkin tidak lahir dari rahim yang sama, tapi kita lahir sama-sama sebagai khalifah di muka bumi... Bertugas sama... Melakukan kebaikan dan mencegah keburukan... Tegurlah aku jika aku salah...diamkan aku ketika terlalu banyak mengeluh... Selalu doakan aku dalam shalat wajibmu... Sahabat, Aku menyayangi kalian, seperti aku menyayangi diriku sendiri...