Kamis, 17 November 2016

Bangkok, Thailand (2)


Sesuai janjiku, cerita ini berlanjut seperti sinetron memang tetapi kalau kalian masih penasaran, silahkan menyimak tulisan ini hingga usai... Kalau pun tidak berminat, tak masalah karena aku tidak memaksamu untuk membaca, kau sendiri yang memutuskan untuk mampir ke blog ku, kalau tidak suka silahkan lewatkan
😃😃😃
Hari kedua, kembali membawa koper seakan mau tempur... Masukan ke mobil karena usai tour city di Bangkok pada hari kedua, akan lanjut ke kota selanjutnya yaitu Pattaya...Lokasi pertama yang dikunjungi ada Wat Pho atau kuil Budha berbaring, kalau kita orang Lampung menyebutnya Budha Pedom...ini adalah kuil terbesar di Bangkok dan terkenal dengan patung Buddha yang besar dan megah dan yang uniknya posisi patung Budha ini berbaring. Kuil yang dibangun di tahun 1688 ini sebagai tempat Reclining Buddha. Patung berlapis emas ini panjangnya 46 meter dan setinggi 15 meter, sedangkan mata dan kakinya dilapisi oleh kerang mutiara. Maksudnya mengenang saat Sang Buddha masuk Nirwana. Dahulu, Wat Pho merupakan tempat pendudukan umum pertama di Kerajaan Siam, dan sampai kini masih ada pendidikan pijat tradisional Thai yang sangat terkenal di sana. Buka setiap hari jam 8 pagi sampai 5 sore, tiket masuk 20 baht.
Budha Pedom
Diharapkan mengenakan pakaian yang pantas karena namanya juga tempat suci, sudah sepantasnya berlaku sopan, kalau mau pakai mini-mini di pantai saja... Kostum hitam dan jilbab merah marun menjadi pilihanku dihari kedua...Usai berfoto dan berkeliling... Kami berjalan sekitar 5 menit menuju penyebrangan sungai Bangkok, ya kami menuju lokasi yang bernama Wat Arun. Wat Arun disebut juga sebagai kuil fajar atau candi fajar. Candi ini merupakan Candi budha yang terletak di distrik Bangkok Yai, kota Bangkok, di tepi barat sungai Chao Phraya. Usai berfoto dan berbelanja hiasan dinding, kami kembali melanjutkan perjalanan tentu saja dengan melewati sungai Chao Phraya, yakni Sungai yang membelah Bangkok menjadi dua bagian yang hampir sama. Panjang sungai Chao Phraya ini sekitar 372 kilometer, dan mengalir sepanjang bagian Thailand. Sungai ini merupakan sungai utama di Thailand. Kami melewati rumah sakit terbesar Thailand, serta melihat Parahu raja Thailand yang berlapis emas. Tidak terasa, tiba waktu makan siang, kami merapat, alih-alih ingin merasakan makan dekat sungai tapi karena budgetnya pas

Rabu, 16 November 2016

Bangkok, Thailand (1)

Bangkok, Thailand
"Nikmat Tuhan mana lagi, yang mau kau dustakan" menjadi Kalimat pembuka yang aku pilih untuk tulisan ini... Benar-benar bersyukur, tahun ini diberikan kesempatan untuk menginjakan kaki di negeri orang, bukan dalam rangka beban tugas tetapi sebagai hadiah berupa liburan... Semakin ringan kaki, tanpa beban menginjak dan melangkah beberapa hari disana... Tanpa diduga pula justru Thailand menjadi negeri pertama yang aku datangi... Padahal ada banyak negeri lain yang lebih dekat, namun kesempatan pertamaku untuk Thailand...Sebelum keberangkatan ke Thailand, berbagai hal dilakukan dengan keras baik pekerjaan maupun tugas kuliah, sehingga saat liburan di Thailand ini bisa benar-benar di nikmati...