Rabu, 06 September 2017

Generation M

Membaca buku “Generation M” kembali membuat saya mengingat sebuah pertanyaan, saat akan mengikuti Kaderisasi Kepemimpinan Tingkat Nasional Tahun 2013 silam. Ketika itu, ada beberapa pertanyaan yang harus saya jawab untuk dapat menjadi peserta dalam kegiatan, cukup mendebarkan, mampu menjawab maka saya akan lulus atau gagal maka pulang ke Lampung dengan membawa malu. Salah satu pertanyaan yang menjebak adalah Apakah Islam yang mengikuti Dunia Modern atau Dunia Modern yang mengikuti Islam ? Pertanyaan tersebut terjawab melalui buku yang ditulis oleh Shelina Janmohamed.
 
Buku “Generation M” memberikan gambaran tentang bagaimana generasi M menjalani kehidupan, sebagai generasi yang tumbuh dalam modernitas. Mereka yang disebut sebagai Generasi M memiliki karakteristik yang multilingual, multicultural, dan sangat dekat dengan megamarket global. Meskipun hidup dalam modernitas toh generasi M terbukti mampu mempertahankan keimanan. Hal ini menunjukan bahwa sebenarnya Tidak ada yang saling mengikuti, Islam tidak mengikuti Modernitas, begitu juga dengan Modernitas tidak mengikuti islamIslam telah mengatur segala sesuatunya, bahkan jauh sebelum istilah modernitas itu hadir dibelahan dunia ini. Islam  sebagai agama rahmatan lil alamin.


Terbukti dengan berbagai statemen yang di kemukakan Generasi M khususnya tentang hal yang selama ini di cap hitam kepada muslim. Islam selama ini dianggap tidak adil terhadap perempuan. Cap hitam secara langsung dilekatkan kepada Wanita Muslim sebagai kelompok tertinggal dan dibuat tidak setara karena harus selalu patuh. Dalam buku ini, Generasi M dengan tegas menyatakan bahwa Kekuatan dan Energi perjuangan yang Wanita Muslim lakukan selama ini demi keadilan, representasi yang adil, kesetaraan justru berasal dari Keimanan yang meraka anut.

Sedikit menyampaikan opini pribadi, saya berkeyakinan penuh bahwa Islam tidak pernah menganggap perempuan lebih dibawah laki-laki. Meskipun keseteraan gender tidak ada karena adanya perbedaan kodrat yang diberikan, tetapi di mata Tuhan hanya keimanan dan ketaqwaan yang membedakan. Hal tersebut secara tegas dalam Al-Quran Al-Hujarat/49:13  “Hai manusia, sesungguhnya Kami ciptakan kamu dari seorang laki-laki  seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar