Rabu, 07 Desember 2016

Kelas Inspirasi Lampung TIGA Gehhh, Menantu Idaman?

Usai juga liburan ke negeri orang, dan kembali ke Indonesia, sempat menginap semalam di hotel dekat Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Banteng. Ke esokan harinya yaitu Enam November, usai sarapan pagi, segera menuju Terminal keberangkatan menuju Sang Bumi Ruwa Jurai. Sampai dirumah bada dzuhur, ternyata Ibunda tercinta sudah menunggu, juga sanak saudara
sedang kumpul, karena memang beberapa waktu belakangan, kondisi nenekku sedang tidak sehat, bahkan dia pun tidak lagi mengenali saat aku datang menghampirinya. Sebenarnya, aku sudah ingin menjenguk, sebelum berangkat ke negeri orang, tetapi keluarga tidak mengizinkan, karena takut aku malah kelelahan jika harus hilir mudik Lampung-Jakarta. Singkat cerita, ke esokan harinya aku sudah memulai aktivitas kerja di daerah pemilihan atasanku, seperti biasa, dari desa ke desa, dari sekolah ke sekolah berkeliling, hingga akhirnya dapat jeda sehari ditanggal Dua Belas November. Tetapi ternyata hari tersebut, aku harus mengikuti breafing kelas inspirasi Lampung. Meskipun bukan kali pertama mengikuti kegiatan ini, tapi aku masih tertib mengikuti breafing sebab aku ingin bertemu dengan fasilitator yang sepertinya belum tau nomorku hingga breafing Zzzz.Kemungkinan besar, saat registrasi di internet, aku salah memasukan nomor handphone. Akhirnya breafing itu di mulai, sebelum mulai aku langsung protes dengan fasilitatorku, kenapa nomorku belum juga dihubungi, padahal aku sudah membalas emailnya. Bukannya dapat jawaban, dia pasar wajah bingung dan agak datar, kesal juga waktu itu, tapi sepertinya dia agak takut dengan cara bicaraku hahahaha

Usai percakapan singkat tersebut, akhirnya kami breafing di ruangan lain, dan akhirnya akupun masuk group Kelas Inspirasi Kelompok Empat. Kami pun berkenalan, ternyata nama kakak fasilitator yang tampangnya datar saat jawab pertanyaanku itu Mezan, nampaknya dia agak kikuk dan bingung karena harus sendiri menjadi fasilitator kami. Saat breafing baru sedikit yang hadir yaitu Kak Kiki, Anggi, Kak Habib, Khadafi, Kak Fahmah, dan tentu saja diriku. Kami berenam didampingi fasil yang awalnya aku sebut dia, wajah tak ber ekpresi T.T setelah beberapa saat berdiskusi, tiba-tiba salah seorang panitia muncul dengan membawa seorang anak gadis, dia berteriak “Apa kalian kehilangan Vio?”, aku pun hanya tersenyum, karena aku belum tau kalau ada anggota tim bernama Vio. Si kakak Fasil, berkata iyaa benar, dia kelompok kami, dan kamipun kembali berkenalan hingga selesai diskusi konsep dan sebagainya untuk hari inspirasi. Kamipun menunjuk Khadafi sebagai ketua tim, dan memutuskan akan melakukan survey hari jumat, tetapi aku menyatakan tidak ikut.

Usai breafing kamipun berfoto bersama, ya ampun kaku banget vrooh kek kanebo kering tuh ekspresi anak-anak kelompok Empat ini pertama kali ketemu. Kriuuuk hahaha
Selanjutnya, kami intens komunikasi melalui group whatapps untuk share berbagai konsep, dan ternyata makin ramai itu group, senang rasanya tau ramai. Kemudian seperti ladang sawah Pringsewu tersiram hujan coklat, yang tadinya semangat mak ini mak itu, mundur satu satu dari kelompok karena tidak bisa ikut hari inspirasi. Ekspresi muka datarpun aku kirim, sangking gergetnya, bukannya apa, itu yang ngatur-ngatur mak ana mak ini, tiba-tiba mundur gitu aja, untung aja kakak fasil itu menerangkan bahwa kesepakatan breafing yang di pakai... Good Job kakak fasil... Hari demi hari berjalan, aku memantau isi group, semakin mendekati hari H, terlihat semakin semangat kendati yang mak ana mak ini tadi mundur. Jumat tanggal Delapan Belas, akhirnya mereka survey dan kembali share hasilnya, mulai terlihat kompak, dan sehari sebelum inspirasi kami dijadwalkan untuk kumpul, apa boleh buat, karena ngisi kajian sampai malam jadi gak ikutan deh makan malam dengan mereka.

Hari inspirasi itupun tiba, pagi-pagi sekali aku sudah siap berangkat, janjian untuk ketemuan di kopitiam, dan aku diantar dari rumah sampai kopitiam satu orangpun tidak ada. Ternyata mereka ada yang sudah duluan ke sekolah, dan untungnya Kak Vio dan KaK Kiki berbaik hati menawari tumpangan, alhamdullilah yaa rejeki anak sholeh :D tapi sebelum mereka datang, aku sempat melihat, ada dua orang anak laki-laki sebayaku naik motor sampai didepan kopitiam, mereka seperti kebingungan cari jalan, karena tampang keduanya seram, aku memutuskan untuk tidak menegur, dan melihat mereka dengan tatapan sinis. Tidak akan aku tebarkan senyum sedikitpun, ini daerah masih sepi, mana tau itu berdua kawanan begal, jadi aku buang muka saja ketika mereka melirik balik. Kurang lebih sekitar lima menitan, moment aneh bersama dua laki-laki tak dikenal itu terjadi, dan akhirnya mereka pergi. Aku bernafas lega, melihat mereka sudah tidak ada didekatku. Karena belum ada tanda kedatangan Kak Vio maupun Kak Kiki, aku memutuskan untuk membeli Air mineral dan permen karet. Tidak lama kemudian, akhirnya kak vio datang dan kami langsung meluncur ke sekolah. Sampai di halaman depan sekolah, sudah ada si Anggi, Kak Habib, serta dua orang baru yaitu Kak Ade dan Kak Tuti mereka dari tanah sriwijaya Palembang. Kami saling sapa, dan bersalaman, tetapi kemudian aku kembali terkejut melihat dua anak laki-laki yang tadi. Aku langsung terhentak, “Kalian ? yang tadi didepan kopitiam kan?” tanyaku menyelidik. “Owalah, jadi mbak kelompok ini juga” ujar salah seorang diantara mereka, dan satunya lagi menimpali, “Sinis banget kita kira bukan anak KI” katanya. Aku jawab dengan santai, “Gua kira kalian begal, jadikan gua gamau negor juga”. Kemudian Kak Mezan datang dan mengajak masuk ke arena sekolah, tidak lama kemudian kak fahma pun hadir.

Kami mulai kegiatan dengan upacara, begitu khidmat tetapi ada moment lucu juga, karena kak fahmah menggunakan drone saat upacara, jadi anak-anak tersebut tidak fokus ketika hormat dengan bendera. Usai upacara, kami kembali membentuk formasi, dan berkenal, dan ini adalah moment akhirnya gua tau, siapa nama dua orang laki-laki tadi, ternyata namanya Sandi dan Toge. Kamipun memulai hari ini dengan menari pinguin bersama, dan aku berdua dengan kak habib berada di barisan terdepan memimpin senam pinguin.
Usai senam dan berkenalan secara umum, kami masuk ke kelas masing-masing mulai menginspirasi, berbagai cara dilakukan untuk menarik perhatian adik-adik itu. Mereka sangat lucu dan menggemaskan, dan jika saat KI Bali aku tidak benari menjadi tokoh, maka kali ini aku mencoba masuk ke dunia anak-anak menjadi se ekor rabbit bertopeng. Bukan tanpa alasan penggunaan kostum ini, bahkan pakai diskusi panjang, dan disini juga gua mau bilang makasih banyak sama kak Yunira dan Kak Anggi (Ex. Pimred Detak Aceh) yang udah diajak diskusi sampek pusing gara-gara kostum. Makna dari kostum kelinci itu, telinga itu mewakili fungsi tenaga ahli DPR RI yang bertugas membantu anggota DPR RI, menyerap aspirasi masyarakat dan membantu memperjuangkannya. Topeng adalah simbol kesamaan di depan hukum dan persamaan hak warganegara, karena misiku agar anak-anak ini mau bermimpi dan memiliki kepercayaan diri, dari manapun mereka berasal, mereka harus bermimpi tinggi.
Usai kegiatan, kami makan bersama di ruang guru. Awalnya mau langsung ke lokasi evaluasi di LPMP, ternyata hujan deras menahan kami semua disana. Akhirnya, suasana makin mencair, modus-modus jitu dilancarkan oleh Sandi ke Anggi. Saling melempar lulucon pun terjadi, hingga kami pun datang ke lokasi evaluasi, saat kelompok lain sudah pada bubar. Hahaha
Memang yaa, betapa kagetnya aku. Saat sampai di ruang panitia, aku melihat kawan lama yang dulu pernah sama-sama ikut Youth on Action Lampung. Waaaah aku bertemu dengan kawan lamaku, dulu dia sempat studi di UIN Malang, akhirnya bertemu disini, namanya Kak Etika. Panitia meminta kesan kami setelah menjalankan kelas inspirasi, dan mewakili kawan-kawan satu kelompok, hanya satu kata terlontar : BAHAGIA. Kami begitu bahagia dengan hari ini, kami sangat terinspirasi, kami juga bangga bisa menjadi bagian dari orang-orang yang turut merawat generasi muda Indonesia. Sedikit gombal, aku juga bilang “Namun ada hal yang tidak aku sukai, mengapa setiap ada pertemuan harus ada perpisahan” hahaha gak lucu lewaat...
Usai evaluasi, karena hari sudah sore kami pun berfoto, dan aku agak bingung dengan atribut bertulisan MENANTU IDAMAN. Aku baru faham ternyata itu jargon KI Lampung setelah kembali ke Jakarta. Relawan ini disebut menantu idaman, karena untuk anak yang tidak dikenal saja mau berbagi, apalagi berbagi kasih untuk keluarga sendiri, jadi idaman sekali yes.
Sampai sekarang, komunikasi kelompok empat terus terjalin dalam group. Setiap hari ada saja topik yang dibahas, mulai dari isu pilkada sampai isu nikah. Semoga terus solid yaa kitanya. Semoga persahabatan ini adalah persahabatan dunia dan akhirat. Senang bisa baca nasehat-nasehat kalian di group.

Buat kakak Fasil Mezan, terima kasih loh, sudah jadi fasil yang baik, meskipun awalnya gua kira lo itu manusia tanpa ekspresi kak. Ternyata sangat baik.
Buat Kakak Vio, terima kasih loh sharingnya soal bagaimana kinerja PTS khususnya UBL memfasilitasi generasi calon penerus bangsa untuk bisa selesai kuliah. Akan selalu gua ingat, untuk masukannya terkait beasiswa biaya hidup. Semoga cita-citanya jadi istri pejabat terwujud, kita jangan slek yes, kalau laki kita nanti beda warna hahaha
Buat Kak Kiki, terimakasih loh share pengalamannya keliling dunia. Keren banget, kapan-kapan ajak kita yaa... Ketegasan dan ke calm an mu, kadang buat ku takut, tapi cara mu mengayomi buat aku salut :D
Buat Anggi, emang yaa... dunia ini sempit, mana gua tau, kalau lo ini adalah temen deket nya sahabat kentel gua nggi. Semoga segera ketemu oppa-oppa yg cocok yaa, tapi kalau gak ketemu juga, si sandi itu baik kok nggi :D
Buat Kak Ade, bu guruuuu kesayangan murid-murid, keep istiqomah menjaga kejombloan dan tidak akan pacarannya sampai akad. Semoga segera ketemu yang se visi ya kakak.
Buat kak tuti, yang meriang karena kakak ustad... inget pesen kak kiki, segera putuskan... ikhsin pergi, atau ikhsin buat nerima. Asik kondangan ke Palembang
Buat Kak Habib, duh kak habib ini masya allah banget emang kebapakan banget loh... semoga apa yang diharapkan segera terwujud kak
Buat kak Fahmah, please kak, jangan tegang-tegang dong kayak arus listrik wkwkwk gua jadi takut mau becandain. Tapi luar biasa loh, masih muda sudah menikah, dan meskpun harus dinas luar kota masih menyempatkan untuk hadir di kelas inspirasi.
Buat Sandi, gua seneng liat lo ketawa san, kek gak punya dosa dan gk punya beban hidup. Soal si anggi, sebelum janur kuning melengkung, sah buat nikung...
Buat toga, duh dek... gua penasaran sama lo ini, kok lo tiba-tiba aja gitu hilang dari peradaban. Gua bakalan nyariin lo keknya, gua masih penasaran sama lo dek.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar