Tadi sewaktu perjalanan pulang ke Jakarta, gua menemukan
sebuah tulisan dari seorang ahli metafisika dibuku salah satu maskapai
penerbangan, bukan menemukan sih yaa tapi sengaja membaca... Gua tertarik sama
tulisan yang dia buat dengan judul "Persahabatan, Jodoh dan Waktu"
Bukan kata jodoh yang buat tertarik tapi kata persahabatan
dan waktu loh, serius ini -.-
Gua baca dengan seksama, ahli metafisika itu intinya
menuliskan seperti ini dalam artikel tersebut. Bahwa persahabatan itu terjalin
atas dasar kesamaan rasa, baik itu emosional, materi, maupun cara pandang.
Akibat kesamaan tersebut maka secara alamiah terjadi reaksi kimia yang
menyebabkan perasaan cocok, jadi persahabatan bisa dibilang seperti jodoh,
tidak bisa dicocok-cocokan karena secara alami terjadi reaksi kimia dalam tubuh
yang menghasilkan rasa nyaman atau cocok. Namun, seiring berjalannya waktu setiap
orang bisa berubah entah karena lingkungan, tuntutan atau jalan yang dia lewati
dalam kehidupannya, dimana hal tersebut membuat reaksi kimia yang terjadi
menjadi berubah, dan rasa cocok dalam perasahabatan menjadi berkurang.
Ternyata, meskipun orang yang menjalin persahabatan itu berubah sama-sama
menjadi lebih baik, tidak berarti reaksi kimia yang terjadi juga baik. Sehingga
dari tulisan tersebut, gua menyimpulkan bahwa persahabatan itu ditentukan oleh
waktu. Kita hanya bisa menjaganya dengan memanfaatkan berbagai teknologi kala
jarak memisahkan, waktu adalah benang merah dari perjalanan persahabatan, untuk
itu apakah kita harus mengalah dengan waktu ? Tentu tidak... Doa adalah cara
terbaik untuk memeluk sahabat dan orang terkasih dari kejuahan...
Perjalan Lampung-Jakarta Delay, 29 February 2016
Oleh Gita Leviana Putri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar