Sate
luwes itulah nama sebuah tempat penjualan sate paling populer dikota
Bandarlampung. Pusatnya terletak di jalan kimaja way halim, tepatnya di depan
pom bensi way halim. Lokasinya mudah di jangkau, karena dekat dengan pertigaan
arah way halim, urip sumoharjo dan jalan teuku umar kedaton. Usaha penjualan
sate luwes ini telah berdiri sejak 1983. Awalnya usaha sate ini hanya menjual 1
atau 2 kg perharinya dengan harga Rp.12rb perporsi. Berkat keuletan dan
keyakinan, serta jiwa yang pantang menyerah untuk selalu berusaha, usaha yang
awalnya kecil dalam waktu 1 tahun, mampu membeli tempat sendiri.
Pemilik
usaha sate luwes ini bu yayuk mengaku bahwa dia memang sejak dulu ingin
berkerja sendiri dan tidak mau menjadi pekerja untuk orang lain. Pergi dari
pulau jawa tepatnya kota solo ke provinsi Lampung bermodalkan tekad untuk
membuka usaha sendiri. Saat ini sate luwes telah memiliki banyak cabang, nama
luwes sendiri sudah menjadi merk yang digunakan hampir seluruh keluarga bu yayuk.
Adik-adik bu yayuk juga menggunakan nama luwes sebagai nama untuk warung sate
mereka.
Usaha
sate ini sudah mulai buka mulai pukul 08.00 WIB dan tutup pukul 10.00. “Usaha
warung makanan seperti ini capek dek, terkadang saya bilang sudah habis padahal
belum, karena pelanggan tidak berenti dari pagi hingga sore hari” tutur bu
yayuk. Saat ini setiap harinya bu yayuk dan keluarganya menghabiskan lebih dari
20 kg daging kambing. Kambing yang dipasok melalui langganannya dan siap olah.
Sate
luwes sangat enak, juga teksturnya lembut, sehingga tidak mengherankan
pelanggan bu yayuk saat ini banyak berasal dari kalangan menengah atas,
diparkiran warung sate bu yayuk setiap malamnya sangat banyak mobil mengantri. Resep
sate yang tidak pernah berbubah, dan ukuran sate yang stabil sejak dulu membuat
pelanggan merasa puas. “Pelanggan tidak ada yang protes kok dek dengan harga
Rp.24 rb perposi sekarang” ujarnya bangga.
Bu
yayuk yang saat ini berusia 51 tahun memiliki 3 orang anak, meskipun hanya
lulusan SMP tetapi anak bu yayuk yang pertama sudah sarjana, yang kedua masih
menempuh pendidikan di fakultas hukum Universitas Lampung dan yang ketiga saat
ini kelas 3 SMA. Bu yayuk mengaku usaha sate ini memberikan penghidupan dan
kesuksan baginya. Saat ditanya mau buka cabang lagi atau tidak, bu yayuk mengaku belum dulu mau
membuka cabang, karena menurutnya memiliki hampir 5 cabang sudah cukup banyak.
Dia dan keluarganya ingin menjaga kualitas dan bukan hanyak menambah kuantitas.
Warung
sate bu yayuk juga menyediakan jasa memasak untuk acara nikahan, aqiqah dan
lainnya. Hampir setiap bulan selalu saja ada pesanan untuk bu yayuk. Ibu paruh
baya ini mengaku tidak takut dengan saingan, karena baginya rezeki itu sudah
diatur sang kuasa.
Saat
ditemui oleh kelompok 6 sabtu malam yang lalu, bu yayuk mengaku dalam sehari
bisa memperoleh omset hingga 7 sampai 8 juta rupiah. Produk yang dijual bu
yayuk tidak hanya sate, tetapi ada gule dan tongseng. Kepuasan pelanggan dan
sikap ramah terhadap semua tamu yang datang adalah ciri khas yang ditonjolkan
oleh keluarga bu yayuk.
Simpulan
: dari kisah sukses sate luwes ini dapat kita simpulkan bersama, bahwa yang
terpenting dalam menjalankan usaha adalah tekad dan keyakinan yang kuat. Bu
yayuk awalnya hanya bermodalkan Rp.100.000 perhari untuk usahanya. Namun dengan
kueletan dan kerja kerasnya, saat ini dia dapat memperoleh 7-8 juta perhari.
Sikap tidak kenal lelah, dan pandai menjaga kepercayaan konsumen serta
kecerdasan memilih bidang yang sesuai dengan kemampuannya sehingga kesuksesan
dapat dia raih dengan keluarganya.