Kamis, 23 Juni 2016

Juli dan Juli....

Bulan juni segera akan usai, memasuki bulan Juli dan Ramadhan tahun ini pun usai... Terasa cepat, tentunya... Jika dilakui tanpa pemaknaan... untuk itu mari jadikan setiap hari kita bermakna...Kita yang memaknai bukan orang lain...

Semalam saya kembali bermimpi tentang mereka yang jauh di sebrang Pulau sana... Rindu...Selalu merindukan sebuah tempat yang mereka sebut Sumatera, tempat para pejuang bangsa dan cedikiawan banyak lahir... Lahir dan Besar di Pulau sumatera, tetapi menatapi proses ke dewasaan di Pulau orang... Mau gimana lagi? Lahan sawah kita disini (read :tanah Jawa)

Akan tetapi, dimanapun tempat kita... Kita satu Indonesia... Aku nikmati setiap detik di Pulau orang, agar kelak bisa memotivasi orang di Pulauku agar berspirit kerja baik seperti orang di Pulau Jawa... Banyak prediksi Pulau Jawa akan lenyaap, maka harus siapkan Sumatera agar bisa jadi penopang urat nadi dunia... SDM Sumatera ! Kita pernah jaya ! Darah Sriwijaya ! membumi satu jiwa, Indonesia !

Sabtu, 11 Juni 2016

Kutipan hari ini...

Pada akhirnya, kamu hanya perlu mensyukuri apa pun yang kamu miliki hari ini Walaupun yang kamu tunggu tak pernah datang.Walaupun yang kamu perjuangkan tak pernah sadar dengan apa yang kamu lakukan Nikmati saja.Kelak, dia yang kamu cintai akan tahu, betapa kerasnya kamu memperjuangkannya.... untuk orang-orang yang pernah dilukai, hingga susah melupakan. Untuk orang- orang yang mencintai, tapi dikhianati. Juga yang mengkhianati, lalu menyadari semua bukanlah hal yang baik untuk hati. Kepada orang-orang yang diam-diam jatuh cinta, suka pada sahabat sendiri, tidak bisa berpaling dari orang yang sama, dan hal-hal yang lebih pahit dari itu. Mari mengenang, tapi jangan lupa jalan pulang. Sebab, setelah tualang panjang ke masa lalu, kamu harus menjadi lebih baik, dan mulailah menata rindu yang baru. Dikutip dari tulisan Boy Candra dibeberapa novel karyanya....

Jalanin dua dunia !!!

Bersyukurlah, maka akan ku tambah nikmat ku untuk mu... Tapi jika kamu khufur atas nikmatku, sesungguhnya Azabku amatlah pedih... Maha benar Allah dengan segala Firmannya...

Ramadhan tahun lalu baru aja lulus sarjana, ramadhan awal tahun lalu, masih galau cari pekerjaan tetap... sampai akhirnya, ramadhan ditutup dengan pekerjaan tetap yang gak pernah terpikirkan sebelumnya...gak bisa bilang apa-apa selain, Alhamdullilah :)
setelah lulus banyak yang memutuskan untuk lanjut study, cari kerja atau buka usaha... tapi sesuai harapan orang tua, saya memutuskan untuk bekerja... belajar hidup judulnya... Ada pilihan memang untuk study lanjut dengan beasiswa, tetapi pengen merasakan katanya dunia nyata itu dunia kerja. Bener aja, dunia kerja adalah dunia yang jauh berbeda dengan dunia mahasiswa... kalau di dunia mahasiswa segala sesuatunya ideal dengan teori-teori dari zaman enak gak enak, sampek gak enak lagi karena skripsi... dunia kerja itu beda, semua sudah bicara realitas... Perasaan rindu kampus selalu hadir tiap hari, kangen up grade ilmu dan diskusi dengan para dosen, juga dengan seminar-seminar ilmiah yang mana data dan angka jadi pedoman buat pertahanin argumen... Kangen kerja ikhlas ala kampus, dunia kerja gak nemu model begitu... rela pagi siang malem buat ngadain kegiatan, tanpa di gaji... Bela mahasiswa yang lemah dan gak mampu bayar spp tanpa imbalan... bantu masyarakat desa dengan menyambungkan mereka dengan fasilitator... Semua gua kangenin, dikampus bisa bebas ngobrol diskusi kritisi sana sini untuk cari kebenaran... bentuk opini publik lewat tulisan, dan turun ke jalan teriak sebagai demontran... pengalaman kampus yang bener-bener seru... kangen itu semua... Tapi dunia kerja juga menantang, menuntut profesionalitas dan kesempurnaan... Hampir setahun didunia kerja, lagi-lagi harus bilang Alhamdullilah, dibukain jalan untuk kembali ke kampus... 10 Juni 2016, resmi diterima disalah satu kampus untuk sekolah pascasarjana... Jalan Tuhan itu memang selalu yang terbaik, kuncinya bersyukur dan ikhlas nerima ketentuannya... Jalanin dan fokus ! Semoga kedepannya makin lancar segala urusan karir studi juga hal-hal lain untuk membahagiakan keluarga, karena keluarga adalah pintu kebahagiaan... Tidak ada hal yang lebih penting dari orang-orang yang mendampingi kita hingga saat ini...Harus semangat dan siap buat Jalani dua dunia yang berbeda, sebagai pekerja dan mahasiswa pascasarjana ! Go Gita !

Senin, 06 Juni 2016

Utopia - Benci & Lelah

Benci
Haruskah aku mencintanya
Bila hanya berikan duka
Sepertinya aku bahagia
Satu sisi aku menangis
Aku pernah sangat berharga
Semua mata memujaku
Sampai kau datang dalam hidupku
Segalanya berubah
Reff:
Kau mengambil hatiku
Jadikannya kelabu
Kau menghancurkan semua impian
Yang tersimpan sejak dulu
Kau racuni cintaku
Hingga menjadi benci
Tak lelah aku setia
Tersiksa sendiri
Betapa inginku berlari
Dan terlepas dari dirimu
Tapi semakin ku mencoba
Aku ingin kembali
Kembali ke Reff:
Kau mengambil hatiku
Jadikannya kelabu
Kau hancurkan
Segala impian
Haa...aa...a...

Lelah
bertahun kumenanti
cinta ini terbalas
tanpa syarat ku memuja
dengan segenap jiwaku
penantian yang panjang
seperti takkan berakhir
ku telah sampai di ujung
batas kesabaran ini
RFff:
aku lelah
aku sungguh lelah
adakah cahaya menerangiku
kala kulintasi jalan tanpa dirimu
adakah sang malam mengasihiku
kan kupeluk dia dengan segala cemasku
saatnya telah datang
untuk meninggalkanmu
aku kan pergi menjauh

untuk selama-lamanya


Sabtu, 04 Juni 2016

Tapis Berseri, sesak ! Ayo Pemuda kembali berisolusi

5 Tahun lalu, saya sempat bercakap-cakap dengan rekan-rekan saya saat sedang berkumpul dan berdiskusi. Sejak lama, kebiasaan berkumpul di Kafe Street ataupun dirumah salah satu rekan, kami manfaatkan untuk moment keakraban sekaligus membahas persoalan umat. Begitulah cara kami berteman, dan memupuk persahabatan, kendati memiliki kesibukan masing-masing, kami selalu berusaha menyempatkan waktu untuk bertemu. Saya masih teringat kawan, 5 tahun lalu ketika kemacetan ibu kota marak dibicarakan, kita sudah berbicara soal Kota kita tercinta, Bandarlampung... saat itu kita sependapat jika tidak ada transportasi umum yang baik, maka 5 tahun akan datang, kondisi Bandarlampung seperti Jakarta. Taukah kalian kawan, apa yang kita bicarakan benar saja terjadi. Kemarin petang, masih sekitar jam 14.45 WIB, saya melintas di Jalan Teuku Umar melewati Jalan Radin Intan untuk menuju sebuah klinik di Teluk Betung. Apa yang kita katakan, kita bahas dan kita prediksikan dulu terjadi benar, kemacetan panjang terjadi di Kota Tapis Berseri ini kawan. Pembangunan beberapa jembatan layang yang dilakukan belum ampuh melawan kemacetan, sementara persoalan klasik seperti masalah pendidikan dan kesehatan harus menjadi fokus utama Pemerintah daerah... Jumlah anggran terbatas, sementara pembangunan membutuhkan dana besar. Haruskah menaikan pajak kepada pengusaha yang berdampak pada pemutusan kinerja ? Ataukah investasi mall baru yang membuat kota tapis berseri tak lagi berseri karena sesak oleh mall dan ruko sepanjang jalan. Lantas bagaimana pembangunan infrastruktur selanjutnya ? untuk atasi kemacetan. Saya berharap, dengan tulisan ini, rekan-rekan saya tergerak hatinya untuk kembali ke daerah, kalian begitu hebat dan tersohor nama di pulau Jawa... Sementara, keluarga kita, tanah kita itu Kota Tapis berseri dan Lampung secara utuh, butuh bantuan, butuh solusi, dari pemudanya, yang telah pergi 5 tahun lalu ke pulau Jawa hingga ada yang ke Eropa menimba ilmu. Tidakkah kalian tertarik untuk kembali ? Membangun bersama daerah kita tercinta, Lampung... Sang Bumi Ruwa Jurai...

Kamis, 02 Juni 2016

Akhir kisah....

Setiap keputusan memiliki konsekuensi, atau akibat dari sebuah keputusan, apakah itu berdampak baik atau buruk, tidak akan pernah ada yang pernah mengetahui sebelum keputusan itu diambil... Keputusan final diambil, dan inilah akhir sebuah kisah... meskipun ceritanya sampai disini, tapi ceritanya tetap hidup dan abadi didalam karya, sebuah tulisan namanya. Tidak ada waktu ataupun kesempatan untuk menoreh kebelakang, masa depan yang lebih baik menanti diujung sana... dengan cerita yang lebih menarik, dengan tokoh yang lebih energik, untuk menciptakan kisah baru... tidak akan ada lagi cerita, komunikasi atau apapun. 
Jakarta, 02 Juni 2016
Gita Leviana Putri